Pola Dasar Candlestick (Single Candle)

Bentuk Dasar Candlestick



Pola Dasar Candlestick

1. Spinning Tops

Yaitu Candlesticks dengan upper shadow dan lower shadow yang panjang, serta real body yang kecil. Pola tersebut mengindikasikan antara buyers atau sellers belum bisa mengambil suatu keputusan. Body yang kecil menunjukkan pergerakan dari open ke close yg kecil juga, dan shadow-nya menunjukkan pertarungan antara buyers dan sellers, tetapi belum ada satupun yang memenangkan pertarungan. Walaupun sesi ini antara open dan close-nya selisihnya sedikit, namun pergerakan harga ke atas dan ke bawahnya juga lumayan banyak, tetapi sekali lagi, belum ada satupun yang memenangkan pertarungan. Jika spinning top terbentuk , maka kemungkinan akan terjadi pembalikan arah trend.

2. Marubozu

Marubozu berarti tidak ada shadow sama sekali pada candlestick, entah itu pada candles bullish maupun candle bearish.

Yang harus diperhatikan jika telah terbentuk sebuah candle bullish marubozu adalah :
1) Jangan membuka posisi sell karena tekanan harga ke atas sangat kuat, dan kemungkinan harga akan menuju ke level yang lebih tinggi.
2) Jika candle bullish marubozu tersebut terbentuk di ujung bawah suatu downtrend, bisa diartikan bahwa itu adalah suatu sinyal pembalikan arah trend. Tapi, untuk memutuskan membuka suatu posisi, tunggulah sampai candle berikutnya terbentuk sempurna. Jika candle berikutnya berupa candle bullish, bukalah posisi buy.
3) Jika sebelumnya anda sudah mempunyai posisi short / sell, maka sudah saatnya anda menutup posisi tersebut pada waktu terbentuk candle bullish marubozu di ujung bawah suatu downtrend.

Yang harus diperhatikan jika telah terbentuk sebuah candle bearish marubozu adalah :
1) Jangan membuka posisi long / buy.
2) Jika candle bearish marubozu terbentuk di ujung atas suatu uptrend, itu artinya sebuah sinyal pembalikan arah trend. Tapi, untuk memastikannya, tunggulah dulu sampai candle berikutnya terbentuk dengan sempurna. Jika candle berikutnya berupa candle bearish, maka anda bisa membuka posisi short / sell.
3) Jika sebelumnya anda sudah memiliki posisi long / buy, maka sudah saatnya untuk menutup posisi tersebut pada waktu candle bearish marubozu sudah terbentuk.

3. Doji

Pada candlestick doji, harga open = close, atau paling tidak, body-nya amat sangat pendek. (Body-nya sangat tipis atau bahkan hanya berupa garis). Doji menggambarkan “pertempuran” antara buyers dan sellers. Harga bergerak ke atas (naik) dan ke bawah harga open (turun) selama sesi ini, tapi ditutup dengan harga close yang sama dengan harga open (atau paling tidak mendekati harga open). Tekanan bulls dan bears sama-sama kuat. Buyers dan sellers punya peluang yang sama untuk menguasai market, dan itu artinya market berada dalam kondisi yang tidak pasti.

Yang perlu diperhatikan jika doji mulai terbentuk di chart adalah :
1) Jika candle doji terbentuk setelah beberapa candle bullish yang body-nya panjang-panjang, doji memberi sinyal bahwa kekuatan buyers mulai melemah, dan sellers mulai menekan harga untuk bergerak turun.
2) Begitu pula sebaliknya, jika terbentuk candle doji setelah beberapa candle bearish yang body-nya panjang-panjang, doji memberi sinyal bahwa kekuatan sellers mulai melemah, dan buyers mulai menekan harga untuk bergerak naik.
3) Sebaiknya anda menutup posisi yang masih berjalan ketika sudah terbentuk sebuah candle doji.
4) Dan jika anda akan membuka posisi, sebaiknya tunggulah satu atau dua candle berikutnya. Misalnya jika terbentuk candle gravestone doji di ujung atas uptrend, bersiap-siaplah untuk membuka posisi sell, tapi tunggulah sampai satu atau dua candle berikutnya terbentuk dengan sempurna. Jika candle berikutnya tersebut berupacandle bearish, berarti telah terjadi pembalikan arah trend menuju bearish / downtrend.
5) Semakin panjang shadownya, maka semakin kuat sinyalnya.

4. Hammer dan Hanging Man
Hammer dan hanging man bentuknya mirip, tetapi mempunyai arti yang sangat berbeda, tergantung trend sebelumnya. Keduanya mempunyai body yang kecil mungil.

Hammer
Bila terbentuk pada waktu trend turun, maka disebut "hammer". Disebut demikian karena diibaratkan market mulai memukul. Saat harga jatuh, hammer memberi sinyal bahwa saat itu sudah mendekati akhir dari trend turun, dan harga akan mulai naik. Lower shadow yang panjang menunjukkan bahwa sellers berusaha menekan harga ke bawah, tetapi buyers berhasil menguasai tekanan tersebut dan menutup sesi tersebut dengan harga yang mendekati harga open. Tetapi, jangan langsung membuka posisi buy. Akan lebih bijaksana lagi bila menunggu terbentuknya candle bullish setelah terbentuk hammer.

Ciri-ciri candle Hammer :
- Terletak di ujung bawah downtrend.
- Lower shadow panjangnya 2-3 kali real body.
- Upper shadownya amat sangat pendek atau bahkan sama sekali tidak ada.
- Real body berada di atas ujung trading range.
- Warna candle (berupa candle naik atau turun) tidak begitu penting, tetapi tekanan ke atas akan lebih kuat bila berupa candle bullish.

Hanging man
Hanging man artinya berlawanan dengan hammer. Saat harga naik, terbentuknya hanging man menunjukkan bahwa sellers mulai menyerang buyers. Lower shadow yang panjang menunjukkan bahwa selama sesi tersebut seller menekan harga ke bawah, tetapi pada saat yang sama buyers masih mampu menekan harga kembali ke atas, tetapi hanya sampai mendekati harga open (tidak terlalu jauh ke atas).

Ciri-ciri candle Hanging Man :
- Terletak di ujung atas uptrend.
- Lower shadow panjangnya 2-3 kali real body.
- Upper shadownya amat sangat pendek atau bahkan sama sekali tidak ada.
- Real body berada di atas ujung trading range.
- Warna candle (berupa candle naik atau turun) tidak begitu penting, tetapi tekanan ke bawah akan lebih kuat bila berupa candle bearish.

2. Inverted Hammer dan Shooting Star
Inverted hammer dan shooting star juga terlihat mirip. Perbedaannya adalah terbentuknya di trend turun ataukah di trend naik. Keduanya memiliki body yang kecil, upper shadow yang panjang, dan lower shadow yang sangat kecil atau bahkan sama sekali tidak ada.

Inverted Hammer
Inverted hammer yang terbentuk saat harga jatuh memungkinkan akan terjadinya pembalikan arah pada harga. Upper shadow-nya yang panjang menunjukkan bahwa buyers mencoba menekan harga untuk naik dani sellers masih mencoba menekan harga untuk kembali turun. Tetapi buyers berhasil menutup sesi tersebut dengan harga close yang mendekati harga open.
Karena sellers belum berhasil menekan harga lebih ke bawah, berarti sebuah indikasi yang bagus bahwa sudah tidak banyak sellers yang ada.

Ciri-ciri candle Inverted Hammer :
- Terletak di ujung bawah downtrend.
- Upper shadow panjangnya 2-3 kali real body.
- Lower shadownya amat sangat pendek atau bahkan sama sekali tidak ada.
- Real body berada di ujung bawah trading range.
- Warna candle (berupa candle naik atau turun) tidak begitu penting, tetapi tekanan ke atas akan lebih kuat bila berupa candle bullish.

Shooting Star
Shooting Star adalah sebuah pola pembalikan arah yang mirip dengan inverted hammer, tetapi terbentuk saat harga melambung. Artinya bahwa buyers mencoba menekan harga untuk tetap naik, tetapi sellers mulai masuk dan mencoba mengambil alih kekuasaan.

Ciri-ciri candle Shooting Star :
- Terletak di ujung atas uptrend.
- Upper shadow panjangnya 2-3 kali real body.
- Lower shadownya amat sangat pendek atau bahkan sama sekali tidak ada.
- Real body berada di ujung bawah trading range.
- Warna candle (berupa candle naik atau turun) tidak begitu penting, tetapi tekanan ke bawah akan lebih kuat bila berupa candle bearish.

Sebuah gap di antara Inverted Hammer atau Shooting Star dengan candle berikutnya bisa dijadikan sebagai sebuah konfirmasi pembalikan arah trend. Sama halnya dengan terbentuknya candle bearish setelah candle Shooting Star atau sebuah candle bullish setelah candle Inverted Hammer. Kesemuanya itu merupakan konfirmasi terjadinya pembalikan arah trend.
Selengkapnya...

Bollinger Bands

Sebelumnya, saya telah membahas tentang penggunaan MA (Moving Average) untuk menentukan trend. Silakan kilk DI SINI untuk membaca kembali pembahasan tentang MA untuk menentukan trend harian.  Oh, ya... penggunaan MA untuk menentukan trend ini akan lebih bagus lagi jika dipadukan dengan membaca sentiment market. Dari situ kita bisa mengetahui, apakah market sedang berada dalam sentimen bullish (cenderung open posisi buy) ataukah bearish (cenderung open posisi sell).

Untuk kali ini, saya akan membahas tentang Bollinger Bands untuk menentukan batas-batas pergerakan naik / turunnya harga.

Untuk menetapkan batas-batas tersebut, saya memanfaatkan salah satu prinsip Bollinger Bands, yaitu Bollinger Bounce, yang artinya kurang lebih "pantulan bollinger". Seperti yang telah anda ketahui, pada Bollinger Bands terdapat tiga buah garis, yaitu upper band (band atas), middle band (band tengah), dan lower band (band bawah), yang sebenarnya middle band tersebut hanyalah garis Moving Average biasa.

Tapi, yang perlu diketahui, prinsip Bollinger Bounce ini hanya berlaku ketika market sedang berada dalam kondisi sideway. Harga akan cenderung bergerak turun, minimal sampai menyentuh middle band, untuk kemudian kembali memantul ke atas, ataukah berlanjut turun sampai menyentuh band bawah, dan kemudian memantul ke atas lagi. Sekali lagi, ingat, prinsip ini hanya berlaku ketika market sedang berada dalam kondisi sideway !

Perhatikan gambar di bawah ini :

Informasi apa yang bisa kita dapatkan dari gambar tersebut ?

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa ketika harga berada di atas garis MA daily (MA berwarna hijau), maka harga akan cenderung bergerak naik. Dan ketika berada di bawah garis MA daily, maka harga akan cenderung bergerak turun. Setelah mengetahui kecenderungan pergerakan harga, maka sekarang kita perlu mencari, sampai mana harga akan bergerak naik dan turun.

Ingatlah bahwa prinsip Bollinger Bounce kita gunakan hanya ketika market berada sedang dalam kondisi sideway. Dari gambar tersebut, kita bisa melihat bahwa MA weekly (warna Magenta) dan MA monthly (warna Aqua) berbentuk flat (datar). Jadi dengan demikian, bisa dikatakan bahwa pergerakan market mingguan dan bulanan sedang berada dalam kondisi sideway.

Untuk mecari batas-batas pergerakan harga, sekarang kita tambahkan Bollinger Bands. Aturlah periode Bollinger Bands tersebut sama dengan periode MA yang sedang dalam kondisi flat. Lihat gambar berikut : 

Garis putus-putus berwarna magenta tersebut adalah Bollinger Bands dengan standar deviasi 1 (no 1), standar deviasi 2 (no 2) dan standar deviasi 3 (no 3). Periodenya sama dengan periode MA weekly, yaitu 120.

Sekarang perhatikan gambar berikut :

Gambar tersebut menggunakan Bollinger Bands, periodenya sama dengan periode MA monthly yaitu 480. Sama dengan gambar sebelumnya, standar deviasi 1 untuk gambar no 1, standar deviasi 2 untuk gambar no 2, dan standar deviasi 3 untuk gambar no 3.

Perhatikan ketiga gambar tersebut baik-baik. Jika anda jeli, anda akan mengerti apa yang saya maksud. Tapi, jika anda belum berhasil menangkap apa yang saya maksudkan, tunggu di posting selanjutnya ya. He.. he.. he.. 

Selengkapnya...

Analisa dan Sinyal Harian

Selengkapnya...

Sponsored by



Masukkan Code ini K1-B585D4-1 untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Blog Widget by LinkWithin